PENGAJIAN RUTIN JUM’AT PAGI
DI
PONPES NURUL ULUM
Jum’at, 8 Maret 2013
Narasumber : KH A. Sulthon Rofi’i
Kitab : Kifayatul Atskiya’
Ulasan nadzom ke ...
Ilmu-ilmu yang wajib dipelajari dan difahami oleh setiap muslim ada 3 :
Ilmu-ilmu yang dapat meperbaiki akhlaq.
Ilmu-ilmu yang dapat memperbaiki ibadah (syariat).
Ilmu-ilmu yang dapat menjaga hati (tashowuf).
Sufi/ahli tasowuf menurut Imam Juned Al Baghdadi adalah orang-orang
yang benar-benar hidup hanya dengan Allah SWT, ibarat mayat yang tak
akan menolak atau memberontak jika diperlakukan bagaimanapun, begitu
juga sufi, walaupun di cela, dihina dsb mereka tetap diam dan tidak
memberontak karena mereka yakin itu semua ujian dari Allah SWT.
Sedangkan menurut Imam Bisyr Al-Haqi sufi adalah orang yang bersih
hatinya, di dalam hatinya hanya ada Allah. Mereka yaqin bahwa segala
sesuatu yang terjadi pada mereka adalah kehendak Allah SWT.
Sedangkan menurut Imam Abu Bakar Asy-Syibghi sufi adalah orang yang yang
selalu memutus hubungan dengan makhluk, artinya walaupun kelihatannya
mereka berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain tetapi di dalam
hatinya hanya Allah SWT.
Sedangkan menurut Al-musonif yaitu Imam
Abu Hafs Al-baghdadi tasawuf itu adalah adab, tata krama kepada Allah
SWT. Beliau berkata : “ setiap waktu Ada adabnya, setiap keadaan ada
adabnya dan di setiap tempat ada adabnya “, artinya perilaku, adab,
sopan santun kepada Allah SWT harus selalu di jaga kapanpun dan
dimanapun kita berada.
Sedangkan menurut pendapat lain sufi itu
ibarat bumi/tanah. Walaupun Tanah itu di injak injak tetapi tetap diam,
di beri kotoran malah tambah subur, begitu juga para sufi, walaupun
mereka di injak-injak tetapi mereka tetap diam, walaupun mereka di cela
di gunjing dsb mereka malah tambah bahagia karena mereka merasa di
perhatikan oleh Allah.
Menurut Imam Abu Abas Al-Mursi waktu bagi
setiap itu dibagi menjadi 4 yang mana pada waktu-waktu tersebut seorang
hamba harus berusaha mendapatkan perhatian dari Allah yaitu : waktu
to’at, ma’siat, mendapat nikmat, dan ketika mendapat musibah.
Dikala kita melaksanakan keta’atan kepada Allah SWT hal yang harus kita
lakukan adalah memandang bahwa semua anugrah yang diberikan kepada kita
sehingga kita dapat melaksanakan keta’atan semata-mata hanya dari Allah
bukan karna usaha kita sendiri.
Dikala kita melakukan ma’siat maka
hal yang harus dilakukan adalah segera bertaubat dang menyesali
perbuatan yang telah dilakuakan dengan penyesalan yang dalam.
Dikala kita sedang mendapat ni’mat hal yang seharusnya dilakukan adalah
bersyukur kepada Allah, meyakini bahwa semata-mata segala keni’matan
yang didapat hanya dari Allah SWT, selalu menunjukkan kegembiraan dengan
wajah yang ceria walaupun besok belum tentu kita mendapat nikmat
seperti yang kita dapatkan hari ini.
Dikala kita mendapat musibah
hal yang seharusnya dilakukan adalah ridlo dan ikhlas atas segala
musibah yang menimpa kita karena sesungguhnya apabila seseorang yang
ditimpa musibah sedangkan orang tersebut menerima dengan ikhlas dan
ridlo maka sesungguhnya dibalik musibah tersebut tersimpan sejuta
kebaikan dan kebaikan yang paling utama adalah ridlo Allah SWT yang
lebih baik dari surga seisinya. Rasulullah pernah bersabda yang artinya :
“ barang siapa bangun pagi merasa dalam keadaan sehat melihat keluarga
dalam keadaan sehat dan aman serta ada sesuatu yang dapat dimakan hari
ini maka seakan-akan dunia seisinya diberikan padanya” (الحديس او كما
قال). Rasulullah pernah bersabda yang artinya : “ apabila seseorang
diberi ni’mat bersyukur, diberi ujian sabar, di dzolimi memaafkan, dan
ketika melakukan kesalahan segera bertaubat maka akan dijamin aman dan
selalu mendapat petunjuk Allah” (الحديس او كما قال).