Vrydag 03 Mei 2013

ngaji disek rek

PENGAJIAN RUTIN JUM’AT PAGI
DI
PONPES NURUL ULUM
Jum’at, 8 Maret 2013
Narasumber : KH A. Sulthon Rofi’i
Kitab : Kifayatul Atskiya’
Ulasan nadzom ke ...
Ilmu-ilmu yang wajib dipelajari dan difahami oleh setiap muslim ada 3 :
Ilmu-ilmu yang dapat meperbaiki akhlaq.
Ilmu-ilmu yang dapat memperbaiki ibadah (syariat).
Ilmu-ilmu yang dapat menjaga hati (tashowuf).
Sufi/ahli tasowuf menurut Imam Juned Al Baghdadi adalah orang-orang yang benar-benar hidup hanya dengan Allah SWT, ibarat mayat yang tak akan menolak atau memberontak jika diperlakukan bagaimanapun, begitu juga sufi, walaupun di cela, dihina dsb mereka tetap diam dan tidak memberontak karena mereka yakin itu semua ujian dari Allah SWT.
Sedangkan menurut Imam Bisyr Al-Haqi sufi adalah orang yang bersih hatinya, di dalam hatinya hanya ada Allah. Mereka yaqin bahwa segala sesuatu yang terjadi pada mereka adalah kehendak Allah SWT.
Sedangkan menurut Imam Abu Bakar Asy-Syibghi sufi adalah orang yang yang selalu memutus hubungan dengan makhluk, artinya walaupun kelihatannya mereka berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain tetapi di dalam hatinya hanya Allah SWT.
Sedangkan menurut Al-musonif yaitu Imam Abu Hafs Al-baghdadi tasawuf itu adalah adab, tata krama kepada Allah SWT. Beliau berkata : “ setiap waktu Ada adabnya, setiap keadaan ada adabnya dan di setiap tempat ada adabnya “, artinya perilaku, adab, sopan santun kepada Allah SWT harus selalu di jaga kapanpun dan dimanapun kita berada.
Sedangkan menurut pendapat lain sufi itu ibarat bumi/tanah. Walaupun Tanah itu di injak injak tetapi tetap diam, di beri kotoran malah tambah subur, begitu juga para sufi, walaupun mereka di injak-injak tetapi mereka tetap diam, walaupun mereka di cela di gunjing dsb mereka malah tambah bahagia karena mereka merasa di perhatikan oleh Allah.
Menurut Imam Abu Abas Al-Mursi waktu bagi setiap itu dibagi menjadi 4 yang mana pada waktu-waktu tersebut seorang hamba harus berusaha mendapatkan perhatian dari Allah yaitu : waktu to’at, ma’siat, mendapat nikmat, dan ketika mendapat musibah.
Dikala kita melaksanakan keta’atan kepada Allah SWT hal yang harus kita lakukan adalah memandang bahwa semua anugrah yang diberikan kepada kita sehingga kita dapat melaksanakan keta’atan semata-mata hanya dari Allah bukan karna usaha kita sendiri.
Dikala kita melakukan ma’siat maka hal yang harus dilakukan adalah segera bertaubat dang menyesali perbuatan yang telah dilakuakan dengan penyesalan yang dalam.
Dikala kita sedang mendapat ni’mat hal yang seharusnya dilakukan adalah bersyukur kepada Allah, meyakini bahwa semata-mata segala keni’matan yang didapat hanya dari Allah SWT, selalu menunjukkan kegembiraan dengan wajah yang ceria walaupun besok belum tentu kita mendapat nikmat seperti yang kita dapatkan hari ini.
Dikala kita mendapat musibah hal yang seharusnya dilakukan adalah ridlo dan ikhlas atas segala musibah yang menimpa kita karena sesungguhnya apabila seseorang yang ditimpa musibah sedangkan orang tersebut menerima dengan ikhlas dan ridlo maka sesungguhnya dibalik musibah tersebut tersimpan sejuta kebaikan dan kebaikan yang paling utama adalah ridlo Allah SWT yang lebih baik dari surga seisinya. Rasulullah pernah bersabda yang artinya : “ barang siapa bangun pagi merasa dalam keadaan sehat melihat keluarga dalam keadaan sehat dan aman serta ada sesuatu yang dapat dimakan hari ini maka seakan-akan dunia seisinya diberikan padanya” (الحديس او كما قال). Rasulullah pernah bersabda yang artinya : “ apabila seseorang diberi ni’mat bersyukur, diberi ujian sabar, di dzolimi memaafkan, dan ketika melakukan kesalahan segera bertaubat maka akan dijamin aman dan selalu mendapat petunjuk Allah” (الحديس او كما قال).